Halaman Plaza Sukaramai Jadi Pasar Senggol

Pekanbaru Kota, inforiau - Halaman Plaza Sukaramai makin dipadati pelanggan, Sabtu (02/01). Jika beberapa hari sebelumnya pembeli masih bisa parkir di halaman depan dekat pintu masuk, kini sudah tidak memungkinkan lagi. Seluruh areal tak luput dari lapak pedagang.
Jalan yang biasa digunakan pembeli kini beralih menjadi tempat menggelar dagangan. Beberapa pedagang cemilan dan aksesoris tampak menguasai tengah jalan sehingga membagi jalan menjadi dua. Alhasil, pengunjung semakin sulit menyusuri plaza yang kini lebih mirip pasar senggol tersebut.
Meski membludak, kini belum ada tanda-tanda pembangunan TPS ataupun renovasi bangunan oleh pihak pengelola. Salah seorang pedagang kaos pria, Riki, menuturkan hingga saat ini belum ada pemberitahuan resmi dari pengelola terkait pembangunan TPS dan renovasi bangunan.
"Usai demo di kantor Wali Kota beberapa waktu lalu, kami dijanjikan akan dibangunkan TPS yang layak selang tiga atau empat hari. Namun hingga kini belum ada kejelasan. Kami pedagang masih terluntang-lantung di sini bagai ayam kehilangan induk," ungkapnya.
Menurutnya, janji tersebut belum terlaksana tengah musim libur. Pedagang pun terbuai dengan banjirnya pembeli hingga mereka dibuat lupa menuntut hak-hak mereka kembali. Namun, menurut kabar yang beredar di antara pedagang, pada tanggal 3 dan 4 Januari nanti (hari ini), lokasi mereka berdagang saat ini harus dikosongkan karena akan dilakukan renovasi bangunan.
"Kabar yang beredar masih simpang-siur. Ada yang bilang begini ada yang bilang begitu. Yang jelas kami ingin kejelasan saja dan secepatnya diberikan TPS layak. Karena berjualan di ruang terbuka seperti ini bukan perkara mudah. Terlebih saat hujan turun," timpal pedagang lainnya, Hendrizal.
Selain musim hujan dan panas, saat ini pedagang juga mengeluhkan munculnya pedagang baru yang memanfaatkan momen. Ternyata, tak semua pedagang yang berjualan di sekitar Plaza Sukaramai merupakan pedagang asli plaza. Banyak pula pedagang baru yang sebelumnya tak memiliki kios di plaza tersebut manfaatkan momen untuk mengais rezeki.
Menurut Hendrizal dan Riki, beberapa di antaranya bahkan ada yang menggelar lapak dengan ukuran besar. Sehingga pedagang asli seperti Hendri dan Riki yang sebelumnya memiliki delapan kios di lantai dasar hanya mendapatkan sedikit lapak saja untuk menjajakan dagangan.
Karena itu, mereka berharap pihak pengelola juga melakukan pendataan bagi pedagang yang menggelar lapak di sekitaran bangunan plaza. Jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan kedukaan pedagang menjadi kesempatan emas bagi mereka.
"Harusnya pengelola mendata siapa saja yang membuka lapak. Jika mereka bukan pedagang asli, sebaiknya tidak diberikan izin. Karena banyak pedagang asli lain yang hingga kini sulit dan tak mendapat tempat untuk berjualan," ujarnya. IIN