Hewan Ternak Terjangkit PMK di Palembang Diberi Obat Manusia

Inforiau - Seribuan ekor sapi di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) diketahui mengidap penyakit mulut dan kuku (PMK). Potensi penularan terbuka lebar karena minimnya obat-obatan.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palembang Sayuti mengungkapkan, pihaknya terus meminta bantuan obat-obatan kepada Direktorat Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Balai Veteriner Lampung, termasuk juga Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI).
Namun hingga saat ini belum ada kabar baik akan mengalirnya pasokan dan kabarnya hanya terpusat di pulau Jawa.
"Pasokan obat untuk sapi yang idap PMK sudah banyak, tapi hanya diperuntukkan di Jawa. Kami sudah berkali-kali minta bantuan, belum ada juga," ungkap Sayuti, Senin (13/6).
Dalam kondisi ini, para peternak kesulitan untuk menyembuhkan sapi yang terlanjur sakit dan mencegah penularan ke sapi lain. Satu-satunya usaha yang dilakukan dengan memberikan obat manusia, seperti paracetamol dan amoxicilin.
Jika tidak diberikan obat itu, sapi yang terpapar akan mudah mati dan menyebar ke yang lain sehingga merugikan peternak. Apalagi penularan semakin luas setelah kini ada seribuan ekor sapi di kota itu yang terpapar PMK.
"Obat manusia langkah alternatif sekaligus usaha utama agar sapi-sapi itu tidak mati dan berharap perlahan sembuh," ujarnya.
Tidak hanya dinas setempat yang mengeluhkan pasokan obat-obatan. Para dokter hewan di kota itu juga tengah putar otak untuk mendapatkan obat pencegahan sekaligus penyembuhan.
Hal ini disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel Jafrizal. Menurut dia, di banyak klinik dokter hewan sudah kehabisan obat-obatan penanganan PMK, seperti antihistamin, vitamin, obat penurun demam. Tiga jenis obat itu idealnya diberikan kepada sapi sebagai penanganan penularan maupun pengobatan.
Dia berharap pemerintah memasok obat-obatan secara merata, terutama di daerah dengan tingkat penularan tinggi. Jika ketersediaan obat hanya di daerah tertentu saja, otomatis penanganan PMK tidak berjalan optimal.
"Kami minta obat-obatan yang diperlukan segera dikirim karena stok sudah habis sementara sapi yang idap PMK harus ditangani segera," tegasnya.*