Kekurangan Ruang Kelas Belajar, Siswa Belajar di Lantai

Senin, 11 Januari 2016 20:39:19 2073
Kekurangan Ruang Kelas Belajar, Siswa Belajar di Lantai
Ruang kelas berlantaikan tanah
Pasirpangaraian, inforiau.co - Saat Riau bicara kualitas pendidikan, tentu kita terhenyak mendapat kabar masih ada siswa di provinsi kaya ini belajar di lantai, tentu saja ini sangat menyedihkan.
 
Adalah puluhan murid SDN 006 Kecamatan Kepenuhan berlokasi di Desa Ulak Patian, Kabupaten Rokan Hulu yang harus belajar secara lesehan di lantai sejak enam atau delapan bulan lalu.
 
Belajar secara lesehan ini dilakukan puluhan murid, karena sekolah mereka belum punya ruang belajar tidak memenuhi standar pendidikan atau kekurangan ruang kelas belajar (RKB). SDN 006 Kepenuhan masih kekurangan tiga RKB lagi, untuk tempat belajar murid Kelas 1 dan Kelas 2.
 
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Muhammad Zen, mengakui sudah melihat kondisi gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 006 Kepenuhan, di Desa Ulak Patian.
 
Menurutnya, gedung SDN 006 Kepenuhan memang sudah tidak layak, dan patut dibangun baru. Gedung juga harus dibangun tinggi, karena terendam di saat musim banjir.
 
Diakuinya, Disdikpora Rohul sudah mengajukan dana untuk pembangunan gedung baru SDN 006 Kepenuhan dalam APBD Murni Rohul 2016, sebesar Rp 1,5 miliar. Dana sama besarnya juga sudah diajukan di APBD Murni 2016 untuk pembangunan bangunan SD di Desa Rantau Binuang Sakti, Kecamatan Kepenuhan.
 
"Gedung sekolah ini (SDN 006 Kepenuhan) harus ditinggikan, sehingga tidak terendam saat banjir," ujar M. Zen, Ahad (10/1).
 
Ia menungkapkan sebenarnya SDN 006 Kepenuhan sudah bertingkat dua. Di lantai dua ada empat lokal, dan lantai satu tiga lokal. Namun tak tahu kenapa, hanya lantai satu dipakai untuk belajar mengajar.
 
"Ada sekitar 70 orang muridnya. Sekolah itu harus bertiang, sebab kalau banjir terendam. Kalau terus terendam akan cepat rusak," ungkapnya.
 
"Kami sudah ajukan anggaran agar sekolah dibangun pakai tiang dan ditinggikan dari yang sekarang," tambah M. Zen, dan mengakui bangunan SDN 006 Kepenuhan posisinya lebih rendah dari jalan.
 
M. Zen menambahkan, awalnya ada rencana Bupati Rohul Achmad akan merelokasi seluruh warga Ulak Patian ke tempat tinggi dan aman, termasuk sekolah disana. Namun, program pemerintah itu disetujui oleh warga.
 
"Warga tidak mau karena mereka rata-rata mencari ikan (nelayan) di danau sekitar," jelasnya.
 
Terkait permintaan murid SDN 006 Kepenuhan yang menginginkan buku pelajaran, diakui M. Zen, buku sudah diajukan ke Dinas Sosial. Dan pada rapat provinsi, saat rapat banjir, Disdikpora Rohul sudah mengajukan bantuan buku untuk anak-anak di daerah rawan banjir.
 
M. Zen mengakui, pada APBD Rohul 2015, Disdikpora Rohul juga sudah ajukan anggaran Rp1,5 miliar untuk pembangunan SDN 006 Kepenuhan. Namun, karena pemerintah daerah mengalami defisit, dan adanya rasionalisasi, pengajuan anggaran kena coret.
 
"Kondisi SD di Rantau Binuang Sakti sama juga nasibnya, lebih parah lagi (disana). Sudah kita ajukan dalam APBD tahun lalu (2015), tapi kena coret juga," ungkap M. Zen dan mengharapkan guru dan murid di SDN 006 Kepenuhan dan SD di Rantau Binuang Sakti untuk bersabar.
 
Sebelumnya anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Rohul, Alpasirin mengakui mendapat laporan ada murid yang menjalani proses belajar mengajar di lantai sekolah, Jumat (8/1/16) pagi, ia langsung meninjau ke SDN 006 Kepenuhan di Desa Ulak Patian.
 
Anggota Komisi III DPRD Rohul yang membidangi pendidikan terkejut sesampainya di SDN 006 Kepenuhan di Desa Ulak Patian itu. Kondisi sekolah sesuai laporan masyarakat.
 
Kekurangan Ruang Kelas Siswa belajar Dengan Ruang Seadanya
 
Di sekolah itu, Politisi Partai Nasional Demokrat tersebut melihat sekira 30 murid Kelas 1 dan Kelas 2 di SDN 006 Kepenuhan sedang mengikuti proses belajar secara lesehan atau duduk di lantai.
 
Selain belajar di lantai akibat tak ada kursi dan bangku, sambung Alpasirin, SDN 006 Kepenuhan masih kekurangan RKB. Bahkan, sekolah di daerah terpencil ini tak sesuai standar pendidikan.
 
"Sekolah belum punya fasilitas yang layak, seperti meja belajar, bangku dan termasuk buku panduan belajar siswa. Beberapa pendukung proses belajar lain juga belum tersedia," ujar Alpasirin.
 
Selain itu, tambah Alpasirin, bangunan tiga RKB dipakai murid juga merupakan bantuan dari Desa Ulak Patian, bantuan sisipan dana Bantuan Operasional Sekolah atau BOS.
 
"Walau bangku dan meja seadanya, namun semangat mereka (murid) sangat luar biasa," puji Alpasirin sekaligus miris melihat bangunan SDN 006 Kepenuhan.
 
Diakuinya, ia akan berupaya memperjuangkan keluhan dari para guru dan murid di SDN 006 Kepenuhan di DPRD Rohul, sehingga tahun ini tiga RKB yang dibutuhkan terealisasi, sehingga murid tak lagi belajar di lantai.
 
Alpasirin mengaku prihatin melihat kondisi SDN 006 Kepenuhan. Menurutnya, sekolah belum sesuai. standar pendidikan. Jika dibandingkan dengan sekolah di Kota Pasirpangaraian, bahkan ada gedung sekolah yang sudah bertingkat.
 
Sementara itu, salah seorang murid SDN 006 Kepenuhan, Nuraini, mengakui meski dengan keterbatasan, mereka masih tetap semangat belajar.
 
Namun demikian, gadis cilik ini meminta agar ada bantuan bangku, meja dan buku-buku yang bisa dibaca, sehingga mereka lebih giat dan semangat dalam belajar.
 
Kepala SDN 006 Kepenuhan, Andi, mengatakan puluhan muridnya sudah belajar di lantai sejak enam atau delapan bulan lalu. Hal itu dilakukan karena sekolah mereka masih kekurangan RKB atau lokal.
 
Diakuinya, sebelum mereka menempati gedung sekolah sekarang, mereka sempat menumpang belajar di Madrasah Diniyah di Desa Ulak Patian.
 
Ia menuturkan terkait kondisi sekolahnya yang memprihatinkan sudah diajukan bantuan melalui untuk penambahan RKB, namun sampai hari ini belum ada tanggapan dari Pemerintah, terutama dinas terkait. Rtc/Ir3

KOMENTAR