Libatkan Delapan Orang Pintar
Selasa, 23 Agustus 2016 21:38:27 1609

foto Prajurit dan PNS Korem 031/Wirabima melaksanakan doa bersama dalam rangka pencarian Prajurit Den Rudal 004 Dumai Pratu Wahyudi yang hilang di Rohil
Rohil, inforiau.co - Hingga Senin (22/8) kemarin, Prajurit TNI Denrudal 004 Dumai, Pratu Wahyudi belum juga ditemukan setelah hilang secara misterius usai melakukan pemadaman kebakaran lahan dan hutan di Kampung Medan, Labuhan Tangga Besar, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, pada 18 Agustus lalu.
Pencarian Wahyudi hingga saat ini terus dilakukan disamping prajurit TNI berupaya melakukan pemadaman karlahut di Kampung Medan, Labuhan Tangga Besar, Kecamatan Bangko. Sementara pihak Korem 031 Wirabima juga melakukan pelacakan terhadap rekening bank milik Pratu Wahyudi, serta mengecek penerbangan pesawat namun tidak ditemukan adanya transaksi.
Tidak hanya itu, jajaran TNI di Riau pun menggelar doa bersama guna mengharapkan kembalinya prajurit yang dalam waktu dekat akan melangsungkan pernikahannya.
"Saya instruksikan semua jajaran untuk menggelar doa bersama memohon kepada Allah SWT agar Pratu Wahyudi segera ditemukan," kata Komandan Korem 031/Wirabima, Brigjen TNI Nurendi, selaku Dansatgas Karhutla Riau di Pekanbaru, Senin (22/8).
Menurut Brigjen TNI Nurendi doa bersama juga mencakup salat dan yasinan. Ini dilakukan agar proses pencarian Pratu Wahyudi yang terus dilakukan berjalan mudah dan cepat ditemukan. "Saat ini pencarian Pratu Wahyudi melibatkan tim gabungan dari Basarnas, Prajurit, Polisi dan masyarakat setempat serta 'orang pintar'," terangnya.
Danrem berharap setelah bersama-sama memanjatkan doa, Pratu Wahyudi dapat segera ditemukan dalam keadaan sehat dan dapat kembali melaksanakan tugas sebagai Prajurit di Den Rudal 004 Dumai.
Brigjen TNI Nurendi mengatakan tim dari Basarnas diterjunkan mencari Pratu Wahyudi, di Kepenghuluan Labuhan Tangga Besar Kecamatan Bangko, Rohil saat memadamkan karlahut.
Korban sampai berita ini dibuat belum juga berhasil ditemukan. Sudah memasuki hari keempat sejak dinyatakan hilang pada Kamis (18/8) sore Pratu Wahyudi belum diketahui nasibnya. Apakah dalam kondisi sehat atau lainnya, petugaspun tidak mengetahui.
Danrem 031/Wirabima selaku Dansatgas Karhutla terus berupaya melakukan pencarian dan juga meminta bantuan kepada Pemkab serta masyarakat setempat untuk turut mendukung pencarian prajuritnya tersebut. "Jika menemukan sesuatu tentang keberadaan Pratu Wahyudi agar segera dilaporkan ke Koramil ataupun aparat terdekat agar bisa kami tindak lanjuti," katanya menambahkan.
Sementara itu, Bupati Rokan Hilir Suyatno menceritakan untuk melacak keberadaan prajurit yang hilang misterius tersebut sejumlah upaya telah dilakukan, termasuk melibatkan delapan dukun atau 'orang pintar'.
"Menurut keterangan orang pintar baik dukun, paranormal maupun khalifah menyebutkan bahwa Pratu Wahyudi berada diatas pohon yang tinggi di dekat lokasi kebakaran lahan dan hutan. Hal ini bisa dipercaya atau tidak namun yang pasti akan menjadi upaya kami bersama agar bisa segera ditemukan," katanya.
Dia pun mengaku sudah lima hari turun ke titik api di Kecamatan Pekaitan, Kubu dan terakhir tiga kali di Labuhan Tangga Besar, Kecamatan Bangko, bahkan hingga malam hari membantu mencari prajurit TNI yang hilang. "Luar biasa capeknya ditambah asap yang pengat membuat kalau sudah sampai dirumah langsung mandi, makan terus tidur pagi hari baru terjaga. Hujan tadi malam juga saya tak sadar," tuturnya.
Kepada wartawan Bupati Rokan Hilir mengatakan rencananya dalam waktu dekat Prajurit TNI yang hilang tersebut akan melangsungkan pernikahan. Bahkan dirinya sudah menelpon langsung calon istri Pratu Wahyudi sebanyak 21 kali, namun tidak ada jawaban.
"Saya menghubungi langsung sama calon istrinya saat berada dilokasi pada Minggu (21/8) sore bersama Danrem, tapi tak diangkat. Namun saya mendapat kabar bahwa keluarganya sudah tahu dan bersedih," kata Suyatno.
Seorang tokoh masyarakat, Ikam (56) mengatakan, kampung orang bunian berbeda dimensi dengan alam manusia dan biasanya apabila manusia tersesat akan disambut bak raja di kampung tersebut. "Kalau saya lihat dalam beberapa hari ini kejadian Prajurit TNI yang hilang itu bisa jadi tersesat di kampung orang bunian," kata Ikam seperti diberitakan Antara.
Ia menjelaskan bahwa orang bunian sudah ada sejak lama dan memang memiliki kampung sendiri hanya saja tidak terlihat secara kasat mata. "Biasanya saat manusia tiba di kampung itu akan disuguhkan berupa makanan. Ada tiga pilihan nasi putih, hitam dan kuning maka akan dipilih oleh manusia tersebut," katanya.
Menurutnya apabila manusia memilih nasi hitam maka kemungkinan untuk kembali ke alam nyata diperkirakan cukup lama berbeda dengan nasi putih dan kuning biasanya hanya sekitar 7-10 hari.
Masih menurut dia bahwa di kampung itu manusia yang masuk tidak akan merasa aneh pasalnya kampung tersebut sangat ramai seperti dialam nyata. Bahkan disana manusia tetap akan makan, tidur dan melakukan kegiatan seperti biasanya.
"Disana itu barang-barang yang kita bawa walau hanya kalung dari tali biasa berharga, bahkan bisa ditukar dengan makanan dan keperluan lainnya. Ini saya dapat cerita dulunya pernah juga orang tersesat dan kembali lagi dan bercerita hal yang demikian," katanya.
Sebelumnya, Pratu Wahyudi asal Magetan hilang secara tiba-tiba dari rombongannya sekitar pukul 15.00 wib ketika dalam perjalanan menuju posko usai melakukan pemadaman lahan yang terbakar. Melihat temannya hilang, empat anggota TNI yang saat itu bersama Pratu Wahyudi merasa kebingungan. Mereka pun mencari dan meneriaki korban di hutan belantara yang terkenal angker itu.
Salah satu rekannya menghubungi nomor ponsel Pratu Wahyudi dan aktif. Diketahui juga bahwa suara di sambungan telepon tersebut adalah Wahyudi. Dalam percakapan di telepon itu, Pratu Wahyudi menerangkan bahwa dirinya tiba-tiba berada di atas sebuah pohon. Begitu mendengar ucapan di telepon Pratu Wahyudi, empat rekan korban mengamati kayu-kayu yang ada di hutan. Namun teman-teman korban tidak melihat keberadaannya.
Teman-teman korban kembali berteriak-teriak memanggil Wahyudi. Namun tidak ditemukan dan tidak ada sahutan. Karena penasaran, mereka kembali menghubungi ponsel Pratu Wahyudi. Telepon pun dijawab. Wahyudi mengatakan bahwa dia mendengar teriakan temannya.
Kemudian teman-teman korban meminta Wahyudi berteriak. Pratu Wahyudi berteriak, tetapi rekan-rekannya tidak mendengar suaranya. Belakangan saat teman korban menelepon kembali, tidak ada jawaban walau posisi ponsel Wahyudi aktif. IR/ANT