Panglima: Kita Bisa Diusir dari Negara Ini Ketika Gatot jadi Idola

Kamis, 06 April 2017 14:02:48 935
Panglima: Kita Bisa Diusir dari Negara Ini Ketika Gatot jadi Idola
gatot.jpg
Panglima: Kita Bisa Diusir dari Negara Ini
Ketika Gatot jadi Idola
 
Pekanbaru, Inforiau.co - Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan penyebab konflik dan perang kini bergeser bukan lagi akibat perbedaan agama, suku dan bahasa, melainkan untuk memperebutkan energi sebuah negara oleh negara lain. 
 
"Semua konflik melanda negara-negara penghasil minyak, yang terakhir terjadi di Suriah dan Ukraina. Sekarang, 70 persen konflik karena energi, dan nanti akan berubah ke tujuannya merebut pangan dan air yang konfliknya bergeser ke negara ekuator," katanya saat memberikan kuliah umum di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Rabu (5/4/2017). 
 
Menurut dia, negara-negara ekuator yang menjadi ancaman konflik berlokasi di Asia Tenggara, Afrika Tengah dan Amerika Latin. Indonesia tidak luput menjadi sasaran karena kekayaan alam dan jumlah populasi penduduknya. 
 
"Kalau tidak waspada, kita bisa diusir dari negeri ini. Seperti Indian di Amerika dan Aborigin di Australia," kata Panglima TNI.
 
Panglima TNI mengingatkan, ancaman tersebut bisa dikalahkan selama rakyat dan generasi muda Indonesia berpegang teguh pada Pancasila untuk menjaga kebhinekaan NKRI. 
 
Tokoh pendiri Indonesia menempatkan lima sila Pancasila yang mengandung makna mendalam tentang ketuhanan, kemanusiaan yang adil dan beradab, dan demokrasi Pancasila yang menjunjung tinggi musyawarah untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 
"Republik Indonesia bukan milik satu golongan, adat, dan agama. Islam adalah satu napas dengan ke-Indonesiaan dan kemanusiaan, tanpa membedakan suku," kata Panglima TNI.
 
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berkunjung ke Provinsi Riau, Rabu (5/4/2017). Dalam agendanya, Jenderal bintang empat itu sempat bertanam padi di Kabupaten Siak, serta memberikan kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa dan pelajar di Kampus UIN Suska Kota Pekanbaru.
 
Sisi Lain Jenderal Gatot 
Dalam berbagai rangkaian kegiatan ini, terdapat banyak moment yang menggambarkan jati diri seorang Gatot Nurmantyo. Lelaki yang dilahirkan di Tegal Jawa Tengah, 57 tahun silam tersebut. Ternyata sosok sederhana yang selama ini diperbincangkan terbukti benar.
 
Satu yang menarik, ketika Jenderal Gatot Nurmantyo selesai memberikan pemaparan kuliah umumnya di gedung PKM Kampus UIN Suska Riau, Rabu siang. Begitu akan meninggalkan gedung didampingi petinggi TNI, dirinya langsung dikerubungi massa.
 
Melihat itu, suami dari Enny Trimurti tak lantas menghindar. Ia malah mendatangi mereka lalu bersalaman sambil melempar senyum ramah. Bahkan tak sekadar bersalaman, adapula yang mengajak Panglima TNI itu berselfie ria, dan dia pun meladeni dengan baik.
 
Tak ayal, perjalanan Gatot menuju bus yang jaraknya hanya beberapa belas meter dari gedung acara, sempat memakan waktu cukup lama, karena harus meladeni orang-orang yang mendatanginya. Bahkan ada juga siswa yang berani mencegat Gatot begitu ke luar pintu.
 
Siswa itu terlihat mengeluarkan kertas dan bulpen, lalu Gatot membubuhkan tanda tangan di situ. Kemudian ada juga yang mencegat Panglima TNI ini demi memotretnya dengan kamera ponsel dari dekat. Sekilas terlihat tidak ada pengamanan khusus dan massa dapat bercengkrama langsung dari dekat.
 
Mereka rela berdesak-desakan. Uniknya lagi, ada pula beberapa orang ibu-ibu tukang sapu yang mencegat langkah kaki perwira tinggi TNI ini demi untuk bersalaman. Melihat itu, Gatot lantas menghampiri dan menyalami sambil tersenyum ramah. Spontan ibu-ibu ini gembira.
 
Pantauan GoRiau.com, ibu-ibu tersebut sejak pagi sudah hadir di gedung tempat acara digelar. Tugasnya adalah menyapu kotoran pasir dan jejak kaki yang menempel di karpet merah yang akan dilalui Panglima TNI. Berulang kali mereka hilir mudik membersihkan, ketika melihat ada sedikit saja yang kotor.
 
Bahkan saat Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan kuliah umum, mereka juga rela berdiri rapi sambil menyimak dengan antusias. Rupa-rupanya setelah acara selesai, ibu-ibu ini sudah masuk di antara keramaian massa, berharap dapat bersalaman langsung dengan Panglima TNI.
 
Setelah dapat memegang tangan Panglima TNI, ibu-ibu tukang sapu ini kemudian menghilang diantara keramaian orang yang jumlahnya diperkirakan mencapai ribuan ini. Bahkan ada pula wanita yang tampak menangis, usai dapat menyalami seorang Jenderal Gatot Nurmantyo.
 
Sementara bagi massa yang berada di belakang kerumunan, Gatot memberi isyarat dengan melambaikan tangannya sambil tersenyum. Ini dibalas mereka dengan lambaian tangan, sambil berteriak menyebut nama 'Pak Gatot'.
 
Rupa-rupanya begitu banyak orang yang mengidolakan sosok sang Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Ini terlihat dari wajah sumringah mereka. Bahkan di Kabupaten Siak, ribuan warga rela tumpah ruah menunggu kedatangannya. ***

KOMENTAR