Pasca Tangkap Tangan di Dinas PU Gubri: Memalukan!

Rabu, 12 April 2017 13:29:59 595
Pasca Tangkap Tangan di Dinas PU Gubri: Memalukan!
Pekanbaru, Inforiau.co - Pj Walikota Edwar Sanger mengaku terkejut dan prihatin dengan tertangkap tangannya oknum pegawai di Dinas PU. Sementara Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman menyatakan bahwa kasus ini sangat memalukan.
 
Edwar Sanger mengaku pada awal mendapat berita dia sangat kaget. Tidak menyangka masih ada pungli di lingkungan Pemko Pekanbaru. Padahal sudah berulang kali dalam pengarahannya, Edwar Sanger berpesan agar seluruh pegawai baik honorer maupun PNS berpegang teguh tidak terlibat pungli. Namun kenyataannya terungkap masih ada pungli di Dinas PU Pekanbaru.
 
Hanya saja mengenai tangkapan serta ada dugaan pungli diserahkan ke pihak kepolisian. “Kita tunggu hasil pemeriksaannya dinda dan tentu selaku walikota saya sangat prihatin dengan kejadian ini. Semoga dapat menjadi pelajaran bagi yang lainnya,” kata Edwar.
 
Sementara Gubri mengaku sangat kecewa karena adanya OTT Pungli di Dinas PUPR Pekanbaru. Hal memalukan itu terjadi karena pegawai bekerja tak sesuai aturan. OTT yang dilakukan Saber Pungli Polda Riau ini pun mengingatkan dalam kejadian serupa yang terjadi di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pekanbaru beberapa waktu lalu.
 
Orang nomor satu di Riau ini pun kembali mengingatkan kepada seluruh jajaran di pemerintahan baik di Kota Pekanbaru dan pemerintah provinsi agar tidak melakukan pungli, diluar ketentuan. 
 
"Saya sudah lama mengingatkan jangan ada lagi pungli. Apa pun dan dimana pun, ingat bekerja sesuai dengan ketentuan," kata Andi Rachman (sapaan akrab Gubri), usai menghadiri acara IBI KB-Kes di Stadion Baharudin Nasution Rumbai, Selasa (11/4/17).
 
Andi menyatakan, OTT yang yang menimpa pegawai PUPR Pekanbaru ini pun karena tak mendengarkan arahannya. Kejadian yang sangat memalukan itu pun diharapkan tak lagi terjadi.
"Terlepas dari mana saja, saya harap jangan ada lagi yang namanya pungli. Bekerjalah sesuai aturan," harapnya.
 
Suasana di kantor Dinas PU Binamarga pasca tangkap tangan memang sedikit lengang. Sekretaris Dinas PU Erizal mengatakan bahwa aktivitas sebenarnya berjalan seperti biasa. Namun karena ada kejadian seperti itu, kesannya kantor tersebut seperti lengang. 
 
Namun ketika dikonfirmasi tentang penangkapan itu, Erizal mengaku tidak ingin berkomentar dulu.
''Soal itu saya no comment saja dulu. Kita lihat saja perkembangannya,'' kata Erizal.
 
Beberapa kontraktor yang ditemui Inforiau, baik di kantor Dinas PU maupun yang menghubungi melalui handphone, mengaku sangat terkejut dengan penangkapan itu. Namun begitu, soal alasan penangkapan itu mereka sebenarnya sangat maklum. Bahkan, menurut mereka, penangkapan ini cenderung terlambat. Karena praktik pungli ini sebenarnya sudah lama terjadi.
 
''Bukan hanya soal pungli, ada hal yang lebih besar sebenarnya, yaitu fee proyek. Angkanya jauh lebih fantastis,'' kata seorang kontraktor yang minta namanya dirahasiakan.
 
Soal fee proyek ini, jumlahnya bisa puluhan bahkan ratusan juta rupiah per paketnya, Persentase yang disandera oleh oknum di Dinas PU itu bisa sampai 25-30 persen dari total nilai proyek yang dimenangkan.
 
''Sekarang berani nggak Tim Saber Pungli mengungkap permainan fee proyek ini,'' katanya lagi.
Kapolda Usut Aliran Dana ke Kadis
Kapolda Riau, Irjen Zulkarnain mendatangi Direktorat Reserse Kriminal Khusus, Selasa (11/4/2017) petang tadi. Kedatangan Jenderal bintang dua ini untuk memastikan jajarannya mengusut tuntas dugaan Pungli di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pekanbaru.
 
Setibanya di kantor Ditreskrimsus Polda Riau, Irjen Zulkarnain langsung menemui Kombes Johny Eddizon Isir selaku Direktur Reskrimsus untuk mengetahui penanganan perkara pasca Operasi Tangkap Tangan (OTT) ini. Dia ingin agar penyidik bisa menelusuri Pungli sampai ke akar-akarnya.
Bukan tidak mungkin, kasus tersebut melibatkan orang lain di luar tiga tersangka berinisial SAK (22 tahun), MT (34 tahun) serta MH (22 tahun), yang tak lain oknum honorer di Dinas PU Kota Pekanbaru. "Ini yang saya minta untuk didalami," yakinnya.
 
"Yang lainnya tentu akan didalami. Harus ada alat bukti yang cukup, misalnya salah satunya keterangan saksi. Kalau memang ada aliran dana ke Kadis atau Kabid, ini perlu didalami, kita sita komputer kan, itu bisa dicek datanya nanti," pertegas Jenderal bintang dua itu.
 
Sejauh ini, Kepala Dinas PU Kota Pekanbaru Zulkifli Harun masih berstatus saksi, begitu pula dengan PJ Kabid Jasa Konstruksi bernama Tuswan. "Masih saksi, kan belum tentu juga yang terlibat cuma bertiga (honorer, red), kalau nggak terungkap di kita, di pengadilan bisa," katanya.
 
Pungli yang dilakukan tersangka itu sudah berlangsung sejak 2016 lalu. Selama itu bukan tidak mungkin ada lagi orang lain yang diduga ikut 'bermain' dalam Pungli pengurusan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK). Tak tanggung-tanggung, mereka membanderol biaya mulai Rp1 juta hingga Rp5 juta.
 
"Kita akan mintai keterangan saksi lainnya (tambahan, red). Siapa tahu saja ada pihak lain yang terlibat selain mereka bertiga," pungkas Irjen Zulkarnain. *1
 

KOMENTAR