Prabowo dan Jokowi Tidak Lebih Penting dari Saya dan Anda

Selasa, 14 Agustus 2018 15:37:56 853
Prabowo dan Jokowi Tidak Lebih Penting dari Saya dan Anda
OPINI
Oleh: Abuzar

INFORIAU.co - Prabowo dan Jokowi, dua orang calon Presiden Republik Indonesia akhir-akhir ini semakin sering dibicarakan, diekspose dan diperdebatkan oleh masing-masing pendukungnya. Dibicarakan oleh masyarakat awam terkait kepribadiannya, di sebut kemampuannya dan rekam jejak hidupnya, bahkan di caci dihina dan difitnah dalam rangka menggali dan memberi argumentasi atas kelebihan-kekurangan dua orang manusia tersebut, yang diharapkan dan digadang-gadang mampu memperbaiki rumah besar kita yang bernama Republik Indonesia.

Bagi saya, Prabowo maupun Jokowi tidaklah lebih penting dari anda semua. Tidak lebih penting dari saya..! itu point yang ingin saya kemukakan dalam tulisan ini.

Apa yang lebih penting adalah anda, adalah saya adalah kita bersama mereka berdua juga. Bagaimana anda, kita semua, mampu mengubah hidup ini, mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik. Bukankah Prabowo dan Jokowi tidak lebih hanyalah satu dua diantara jutaan manusia yang hidup di Indonesia ini, yang membangun, mengolah dan mengelola Negara Republik Indonesia ini.

Banyak sekali elemen pendukung berdiri nya bangsa dan negara ini. Bagaimana kita berharap besar kepada Prabowo maupun Jokowi jika mental kita tidak kita rubah untuk ikut serta bahu membahu peduli akan nasib bangsa ini, mau turun tangan dengan apa jua kemampuan untuk ikut peduli membangun negeri, tanpa kata-kata makian, tanpa caci, tanpa keluhan, tapi menawarkan solusi. Berbuatlah nyata bagi lingkungan sekitar, bagi masyarakat dan daerah sekitar terdekat anda. Mulailah dari situ dulu, yang penting dan afdol ialah mulailah dari diri sendiri, ya.. dari diri sendiri..!

Kaum terpelajar dapat menawarkan pemikirannya, melakukan karya nyata bagi bangsa ini. Kaum pemikir melakukan kajian dan pengawasan secara melekat dan aktif terhadap penyelenggara negara, kaum teknokrat berbuat dan berkarya sesuai keahliannya. Petani, pedagang bekerja giat dan jujur dalam aktifitas sehari-hari. Maka jagalah kejujuran, jagalah semangat ketulusan. Peduli dan ikut mengawasi, saling menasehati dan saling mengingatkan. Bukan saling menyalahkan.

Kita ingatkan para pegawai yang memegang amanah agar tidak abai akan amanah yang diembannya. Jangan korupsi, menilep uang rakyat, jangan berkongkalikong menipu rakyat. Jangan menumpuk-numpuk harta secara membabi buta yang bukan haknya, untuk memuaskan hawa nafsu duniawi-hewani itu. Seolah-olah kita akan hidup selamanya..!!
Para hakim, Jaksa dan polisi bekerjalah dengan profesional, cakap dan amanah. Karena percuma jika berharap besar pada Jokowi atau Prabowo, jika mental pengelola Negara ini tak berubah.

Bukankah mereka elemen penting juga penentu kebijakan di negara ini. Bagaimana tidak rusak negara ini jika para politisi hanya memikirkan tebalnya kantong celana-nya dan kelompoknya saja. Bagaimana kita berharap keadilan dan kesejahteraan peradaban di negeri ini tercapai jika para hakim berpihak dan rajin makan suap. Bagaimana kita bisa berharap jika negeri diurus oleh orang-orang seperti itu, orang-orang yang menganggap remeh persoalan penting, berharap pada orang yang tidak memegang amanah. huuufftt.. pastilah harapan semakin semu.

Jadi bagi saya anda lah yang penting. Anda lah yang harus terlibat aktif. Bukan sekedar berharap pada sebuah impian nun jauh disana, di pusat-pusat kekuasaan yang mentereng itu. Anda yang harus ikut berjuang dengan kadar dan kemampuan masing-masing. Mari peduli, mari beraksi.

Karena Soekarno dulu tidaklah sendiri memperjuangkan bangsa dan negara yang besar ini. Banyak tangan-tangan perkasa lainnya, banyak pejuang-pemikir belakang layar lainnya yang berjuang tulus ikhlas melawan penjajah dulunya. Soekarno hanya diberikan mandat dan berdiri di panggung entertain untuk memegang micropon saat pesta digelar. Tapi sebelum pesta itu digelar ada banyak tangan-tangan kokoh yang berjuang, berusaha untuk menyempurnakan dan mengurus segala keperluan pesta itu. Ingat itu..! ada banyak sekali ulama yang berjuang bersama umat atau pengikutnya, ada pendeta Kristen, Pendeta Hindu, ada Pastor ada Bhikku, bersama umatnya serta penganut kepercayaan lainnya ikut angkat senjata, berpikir berjuang bersama.. membahu bersama tentara organik lainnya, mengobarkan semangat anti penjahan, dan ikut serta angkat senjata di medan juang kala itu. Mereka berjuang tulus ikhlas..

Mereka berjuang demi rakyat dan bangsanya, membela keyakinan hakikinya, demi harga dirinya, atas panggilan nurani dan fitrah kepercayaan Tuhan Yang Maha Esa. Banyak sekali mereka..banyak.. bukan satu dua orang..!!.

Makanya atas penghargaan dan pertimbangan itulah, Pancasila yang merupakan dasar negara kita; landasan idiil dan filosofi kebangsaan kita diawali dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Esa artinya Tunggal, bukan satu. Kalau satu ia menghendaki dua, tiga dan seterusnya. Maka tidaklah sembarangan orang yang menyusun Pancasila itu.

Karena Tuhan itu Tunggal, ia menyeliputi semuanya, langit dan bumi, dunia-akhirat. Agama (pendirian) kita yang berbeda, budaya kita yang berbeda, tutur bahasa kita yang berbeda, kulit dan wajah kita yang berbeda-beda. Perbedaan itu bukanlah untuk kita jadikan alat perpecahan. Justru itulah kekayaan dan karunia bagi kita, itu anugerah Allah Tuhan yang maha kasih dan maha penyayang yang mesti kita syukuri. Makanya kita sepakat hidup bernegara dalam Bhinneka Tunggal Ika.

Lalu apa yang perlu menjadi perhatian kita semuanya, ialah harus terus mematrikan ingatan kita bahwa terus mempunyai harapan. Bahwa negeri dan peradaban ini akan terus ada dan terus berlangsung, selama Allah (Subhanahuwataala) Yang Maha Suci lagi Tinggi masih meridhoi.

Jika Allah Tuhan Maha Esa itu masih mengingingkan bangsa ini, maka dengan ikhtiar kita untuk selalu patuh dan taat pada perintah Nya, maka negeri dan bangsa ini akan selalu ada. Akan abadi selamanya meski berganti pengelola setiap pilkada dan pemilu kala berkala... Maka tersenyumlah kita dalam harapan dan Cinta.

Pekanbaru, 14/08/2018

Abuzar,
Penggiat Makna

KOMENTAR