Sangkar Emas Burung Kenari

Senin, 04 September 2017 14:05:36 1287
Sangkar Emas Burung Kenari

Oleh Saidul Tombang

Duhai diri, apa yang engkau punya bukan apa yang tampak di mata. Segala fisik yang kau damba, kau puja, semua akan binasa. Semua yang engkau pakai akan lapuk. Semua yang engkau makan akan busuk.

Hidup adalah sangkar. Sebagiannya terbuat dari emas bertatah kemegahan. Sebagian lagi hanya bambu dengan segala lidah yang kelu. Duhai diri, dari sangkar apa kamu dibuat?

Sangkar adalah asesori. Inti kehidupan adalah apa yang ada di dalamnya. Pencapaian kita sangat ditentukan jenis burung yang kita pelihara di dalamnya. Burung mahal harga jutaan rupiah seperti perkututkah, beokah, murai batukah, atau jenis lainnya yang bisa didapat dengan hanya meminta.

Gelar sarjana adalah sangkar, kemanfaatan ilmu buat masyarakat adalah burungnya. Ilmu adalah sangkar, amal adalah burungnya. Amal adalah sangkar, ikhlas adalah burungnya. Rumah adalah sangkar, rumah tangga adalah burungnya. Rumah tangga adalah sangkar, sakinah mawaddah warahmah adalah burungnya.

Banyak orang punya ilmu tapi tak diamalkan maka dia seperti memiliki sangkar tapi tak memiliki burungnya. Banyak orang yang beramal tapi tidak ikhlas maka dia seperti punya sangkar tapi tidak punya burungnya.

Memiliki sangkar, meskipun itu sangkar emas, tapi tidak disertai dengan peliharaan di dalamnya seperti membayar utang tapi tak lunas. Ibarat tubuh tapi tak punya ruh. Apalah gunanya. Apalah artinya.

Allah telah memberi jasad dan jisim pada kita. Dia juga sudah memberi nur, ruh, ilmu, dan lainnya sebagai isinya. Namun terkadang kita hanya peduli jasad dan jisim. Kita malah lupa pada hakikat diri. Pada isi dalam sangkar.

Padahal kita tahu, seluruh jasad dan jisim akan binasa. Apa yang dimakan akan busuk. Apa yang dipakai akan lapuk. Sementara inti hidup kita takkan pernah habis. Dia adalah immortality things hingga kiamat. Pun, ketika sangkakala kedua ditiup, yang dipanggil Allah adalah burung yang berterbangan itu, yang berkicau merdu itu. Yang berbulu indah itu. Kita sudah tak butuh sangkar, karena sangkar baru yang disediakan Allah adalah surga yang kita kekal di dalamnya.

Duhai diri yang terpori, sudahkah hatimu sudah diisi burung kenari atau justru dia sudah harakiri.***

#rindukelambuyangpengap

 

KOMENTAR