Tanpa Ada Perlawanan Pedagang 445 Personel Gabungan Kuasai Pasar Teratai

Pekanbaru, inforiau - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru akhir berhasil merelokasi pedagang kaki lima (PKL) Pasar Teratai, Pekanbaru pada Senin (19/9/16) pukul 02.00 dini hari.
Dalam penertiban ini Tim Yustisi yang terdiri dari Satpol PP, Polisi dan TNI berjumlah 455 personel bergerak tanpa ada perlawanan dari pedagang.
Tim gabungan juga berhasil meratakan seluruh lapak di sepanjang Jalan Teratai, Seroja dan Alahuddinsyah dengan sekejab. Seluruh meja, kotak dagangan dan knopi yang ada pada ruko dirapikan tim.
"Ada 455 personel yang terdiri dari Satpol PP, Polresta Pekanbaru, Kodim, Dandim, serta instansi melakukan penertiban pedagang Pasar Teratai," kata Kepala Badan Satpol PP Kota Pekanbaru, Zulfahmi Adrian kepada wartawan, Senin (19/9/16).
Diterangkan, personel yang berjumlah ratusan itu terbagi menjadi tujuh kelompok yang diturunkan untuk melakukan penertiban Pasar Jalan Teratai.
Pantauan di lapangan, terlihat personel Satpol PP, Polisi dan TNI berseragam lengkap masih melakukan pengamanan hingga pukul 10.00 pagi. Meski demikian, disudut lain masih terlihat pedagang yang nekad menjajakan pedagangan di trotoar Jalan Teratai.
"Angkut semua lapak dan bersihkan seluruh jalan dari sarana dan prasarana perdagangan," ujar salah satu personel saat melakukan penertiban.
Sementara itu, Asisten I Setdako Pekanbaru Azwan juga menerangkan penertiban pedagang dilakukan dari pukul 02.00 WIB dini berjalan cukup kondusif, hanya saja ada sedikit ketegangan, namun bisa diredam.
"Hingga pukul 05.00 WIB situasi di lapangan masih kondusif. Khusus untuk Jalan Alamuddinsyah dan Jalan Teratai, 100 persen tidak ada lagi pedagang berjualan. Tapi jam 07.00 WIB aktivitas mulai ramai, pedagang mulai datang sementara kita kelelahan istirahat," katanya.
"Untuk Jalan Seroja pukul 05.00 Wib tadi, 60 persen selesai. Pukul 05.00 Wib kita istirahat, waktu kita istirahat masih kondusif. Hingga pukul 70.00 Wib baru pedagang mulai ramai," sambungnya.
Sedangkan Nilam, salah seorang Pedagang hanya bisa pasrah melihat meja untuk berjualan tahu nya diangkut personel Satpol PP Pekanbaru. "Awak ndak bisa babuek apo apo lai, pemerintah lah batindak. Awak hanyo bisa pasrah sajo," ungkapnya.
Ditanya kenapa tidak mau berjualan di Pasar Higinis yang dibangun pemerintah, Nilam mengatakan bukan dirinya yang tidak mau, tapi keadaan yang memaksa dirinya berjualan di pinggir jalan.
"Saya pernah dicoba menggelar jualan di Pasar Higinis. Seharian seharian berjualan tidak ada jual beli, hanya menghasilka Rp20 ribu. Kalau itu diteruskan mau makan apa kami sekeluarga. Maka dari itu kami kembali turun ke jalanan," keluhnya.
Menanggapi persoalan tesebut, Ketua Harian Perhimpunan Pedagang Pasar se-Pekanbaru, Alfius Zachawerus kalau pedagang sudah mendengar adanya kabar adakan ada penertiban. Namun pihaknya sangat menyayangkan penertiban dilakukan pada malam hari.
"Memang pedangan tau, tapi para pedagang menyayangkan penertiban kok dilakukan pada malam hari, disaat tidak ada pedagang. Karena banyak barang-barang pedagang yang hilang. Setahu saya perampok, pencuri dan maling yang lakukan aktivitas malam," kata Alfius.
Lanjut Alfius, nominal barang yang hilang memang tidak banyak. Namun, bagi para pedagang kecil di Jalan Teratai, itu sangat berharga. "Pedagang di sini banyak barang-barangnya hilang. Nominalnya memang kecil. Tapi bagi pedagang itu sangat sangat besar," kata dia.
Dia menilai, penertiban oleh pemerintah sebenarnya bagus. Karena dari dinas pasar sudah memberikan surat peringatan agar pedagang tidak berjualan di atas trotoar. Tapi, pedagang juga menyayangkan mengapa pedagang di teras ruko juga dibersihkan.
"Karena Perda yang katanya Nomor 4 tahun 2009 itu, dilarang berjualan di atas badan jalan dan di atas trotoar. Kalau di halaman ruko itu kan properti milik pribadi. Kenapa itu juga ditindak. Kalau memang begitu seluruh halaman ruko yang ada di Pekanbaru dilarang berjualan," tandasnya. IR/HR