Vaksin Palsu Masuk Riau

Selasa, 28 Juni 2016 19:38:53 1279
Vaksin Palsu Masuk Riau
Pekanbaru, inforiau.co - Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pekanbaru menemukan peredaran vaksin diduga palsu di Provinsi Riau. Vaksi ini didapat dari beberapa apotek dan klinik. Sejumlah contoh sudah disita untuk kemudian dikoordinasikan dengan instansi terkait guna penindakan.
 
Kepala BPOM Pekanbaru Indra Ginting membenarkan adanya penemuan dua jenis vaksin yang terindikasi palsu tersebut. Indra mengatakan pihaknya mengambil barang bukti dari 41 lokasi klinik dan apotek. Kedua jenis vaksin yang diduga palsu tersebut adalah Anti Tetanus Serum (ATS) dan vaksin bisa ular.
 
Hanya saja, Indra belum merinci dan menjelaskan tempat vaksin diduga palsu itu diedarkan. Menurut dia, penemuan ini masih dikoordinasikan dengan sejumlah pihak seperti Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau dan Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Untuk membuktikan palsu atau tidaknya, barang bukti sampel akan dikirim ke BPOM di Jakarta. Paling tidak membutuhkan waktu sepekan ke depan. "Secepatnya akan dikoordinasikan kepada pihak terkait," ucap Kepala BPOM Pekanbaru Indra Ginting, Senin (27/6).
 
Indra mengatakan vaksi-vaksi yang disita tersebut diduga palsu karena tidak jelasnya jalur distribusi.
 
Terkait beredarnya vaksin palsu, menurut Indra, sebenarnya pengawasan dan monitoring juga tanggung jawab Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Hanya saja ada kesan, tim monitoring Dinas Kesehatan Riau sampai ke kabupaten kurang maksimal untuk melakukan pengawasan.
 
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Sjafril membenarkan adanya temuan vaksin diduga palsu itu dari BPOM Pekanbaru. Selanjutnya, Dinas Kesehatan Provinsi Riau mengeluarkan Surat Edaran Kepada Dinas Kesehatan di kabupaten dan kota di Riau untuk mewaspadai beredarnya vaksin palsu. "Sudah diimbau Kepada Dinas Kesehatan di kabupaten dan kota untuk diwaspadai," kata Andra.
 
Pihaknya juga berkoordinasi dengan BPOM untuk mengetahui vaksin apa saja yang palsu. Dinkes kemudian akan melakukan sidak ke sejumlah lokasi yang diduga mengedarkannya. "Kami juga mengimbau kepada orang tua dan masyarakat yang baru saja mendapat vaksin untuk memantau kesehatan anak pasca mendapat vaksin," ungkap Andra.
 
Sementara itu, Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau AKBP Ari Rahman Navarin mengaku belum mendapat laporan dari BPOM terkait adanya peredaran vaksin tersebut. "Belum ada mendapat laporan. Nanti akan diselidiki kalau sudah dikoordinasikan," ucap Ari.
 
Seperti diberitakan sejumlah media, saat ini terungkap peredaran vaksin imuniasi palsu untuk bayi yakni  hepatitis, campak, dan vaksin untuk tuberkulosis dan BCG. Belasan pelaku sudah ditangkap polisi di Jakarta.
 
Beredarnya vaksin palsu ini tentu meresahkan masyarakat mengingat vaksin biasa diberikan pada bayi atau balita. Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar. Namun dengan beredarnya vaksin palsu tersebut justru bisa membahayakan kesehatan bahkan nyawa bayi. IR

KOMENTAR