Warga Limapuluh Kota Sumbar Kulitnya Melepuh Usai Divaksin

Minggu, 20 Februari 2022 13:46:15
Warga Limapuluh Kota Sumbar Kulitnya Melepuh Usai Divaksin
Ilustrasi/net

Sumbar - Seorang warga Jorong Subarang Tabek, Nagari Situjuh Banda Dalam, Kecamatan Situjuh V Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), mengalami kulit melepuh usai menerima vaksin covid-19.

Korban diketahui seorang guru honorer di salah satu SD di Kecamatan Situjuh V Nagari bernama Febri Yulianti (29).

Febri mengalami perubahan pada kulitnya usai mendapatkan vaksin pada 11 November 2021 silam di kantor wali nagari. Saat ini Febri dibawa ke RSUP M Djamil Padang.

Suami Febri, Fernando mengatakan, istrinya mempunyai penyakit autoimun sejak delapan tahun lalu. Setiap terkena obat kimia pasti akan selalu timbul efek samping. Hal ini sudah disampaikan pada petugas sebelum vaksin, namun dijawab tidak akan apa-apa.

“Dijawab petugas yang mau vaksin tidak apa-apa, maka dilakukanlah vaksin. kemudian tanggal 12 besoknya kulitnya bergerak-gerak, kemudian tanggal 13-nya timbul bentol merah seperti digigit nyamuk,” katanya di Padang, Sabtu (19/2/2022) seperti dimuat Langgam.id.

Kemudian semakin lama menurutnya, bentol itu semakin banyak di kulit istrinya hingga seperti melepuh saat ini.

Ia sudah melaporkan hal ini ke petugas terkait. Namun setelah sebulan baru ada respon dan tindakan dari camat, Puskesmas, Polsek setempat.

Selanjutnya, istrinya dirujuk ke RS Suliki, namun dokter tidak berani memberi obat dan hanya diberi obat salaf.

Setelah itu tiga hari setelahnya, kembali lagi ke RS Suliki kemudian dirawat selama satu hari semalam. Petugas mengambil darah istrinya untuk dicek.

“Dicek kemudian sgot tinggi, makanya dokter tidak berani mengasih obat lagi, makanya dibawa ke RS Dr M Djamil waktu itu, lalu dikasih obat tapi tidak ada berkurang, lalu sekarang dirujuk lagi sekarang ke RS Dr M Djamil,” katanya.

Hal yang dirasakan oleh istrinya sekarang yaitu gatal, panas, dan kulit melepuh.

Dia mengatakan akibat istrinya sakit ini, sudah sekitar tiga bulan dirinya tidak lagi bekerja. Fernando sendiri bekerja sebagai seorang petani.

Dirinya sebagai keluarga ingin hal ini mendapat perhatian dari pemerintah. Saat ini pengobatan menggunakan biaya BPJS mandiri miliknya.*

KOMENTAR