Buku Nuansa Melayu Diluncurkan Komunitas Kesara FIB Unilak

Selasa, 15 Maret 2022 17:27:13
Buku Nuansa Melayu Diluncurkan Komunitas Kesara FIB Unilak
Saat peluncuran buku

Inforiau - Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Riau, Bobby Rachmat mengapresiasi komunitas Kesara FIB Universitas Lancang Kuning yang telah meluncurkan buku dengan mengembangkan budaya lokal khas Melayu Riau.

"Kami mengapresiasi dan tahniah karena memang sempat diskusi dengan komunitas Kesara, artinya bahwa apa yang diberikan Kesara inilah yang dinanti kita semua untuk mendukung kreativitas anak Melayu Riau," katanya, di Perpustakaan Wilayah Provinsi Riau, Selasa (15/3/2022).

Adapun buku yang dilaunching oleh komunitas Kesara FIB Unilak diantaranya, buku mengenai lagu - lagu Melayu, buku mengenai permainan budaya Melayu, buku mengenai rumah adat Melayu serta buku mengenai buah - buah Melayu. Dimana buku ini di peruntukan untuk anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan TK.

Peluncuran keempat buku tersebut juga di lengkapi dengan mewarnai serta stiker yang berkaitan dengan budaya Melayu. Hal tersebut bertujuan untuk menunjang kreativitas anak usia dini sekaligus pengenalan budaya Melayu kepada anak - anak Riau.

"Kami rasa inilah buku yang kita tunggu-tunggu kehadirannya buku dengan sentuhan daerah masing-masing, sehingga memiliki kekhasan tersendiri," ujarnya.

Ia juga menyatakan, buku untuk muatan lokal bagi anak PAUD dan TK ini merupakan buku literasi dengan kearifan lokal, sehingga kegiatan seperti ini perlunya dukungan dari semua pihak baik di provinsi, juga di kabupaten dan kota di Riau.

"Ini perlu kerjasama antar kabupaten kota untuk dorongan dan pendampingan agar (buku ini) lebih di kenal anak kita terutama anak kita paud dan TK," tuturnya.

Bobby Rachmat berharap, buku dengan sentuhan budaya lokal melayu ini khususnya bagi anak Paud dan TK ini dapat melatih motorik anak serta dapat mengenal budaya lokal sejak usia dini.

"Teruslah berkarya, kembangkan kreativitas karena kalau bukan kita anak melayu yang mengembangkan budaya lokal, siapa lagi," pungkasnya.*

KOMENTAR