Ketika Pejabat Bupati Kampar Turun Gunung

Kamis, 06 April 2017 13:53:35 891
Ketika Pejabat Bupati Kampar Turun Gunung
kampar, Inforiau.co - Pagi itu, Rabu (05/04/2017) Siti Hendrianti Inda Asri, seorang warga jalan Karet 1 RT 01, RW 02 Dusun II Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang sempat dibuat kaget oleh salah seorang tamu tak diundang yang wajahnya belum tentu ia kenali sebelumnya.
 
Sejenak, sosok wanita yang kini telah menginjak usia 42 tahun ini tampak masih kebingungan dan sedikit terkejut melihat kedatangan sesosok pria misterius tersebut yang datang membawa rombongan dengan maksud mampir dan berdialog dirumanya yang tak dapat menampung banyaknya jumlah tamu yang datang pada waktu itu.
 
Dengan kondisi sedikit pincang akibat kejadian patah tulang dikaki sebelah kanan yang ia alami tiga tahun silam, Siti pun menerima para tamu tersebut yang ternyata ialah para rombongan Pejabat Bupati Kampar yakni Syahrial Abdi AP MSi yang bermaksud untuk menjenguk serta berdialog langsung dengan salah seorang warganya.
 
Tak banyak kata-kata yang dapat diucapkan oleh wanita yang biasa disapa 'Buk Siti' melihat kedatangan orang nomor satu di Kebupaten Kampar ini yang bermaksud ingin bertamu dan menjalin silaturrahmi dirumahnya yang sangat sederhana tersebut. "Silahkan masuh pak, inilah rumah kami seadanya saja," ujar buk Siti.
 
Ya, dengan wajah lugu dan dengan memiliki segala keterbatasan ekonomi, dirumah yang hanya terbuat dari papan dengan dinding dari papan teriplek inilah Syahrial mulai mendengarkan segala keluh kesah yang dialami buk Siti.
 
"Seadanya saja pak Bup," ujar buk Siti mulai bercerita. "Dengan ruangan tidur hanya satu, disinilah saya tidur bersama suami serta tiga orang anak saya," tambah buk Siti.
 
Sempit memang, namun tak dapat kita membayangkan bagaimana mereka bisa tidur dengan ukuran kamar yang tak seberapa luasnya, dan didalamnya tidur lima orang anggota keluraga. Rasa panas sudah pasti, apalagi gerah, jelas keadaan ini akan membuat kita menjadi tak nyaman untuk beristirahat.
 
Ditambah lagi dengan kedaan kaki buk Siti yang hingga kini masih sakit, jelas ia merupakan orang pertama yang tidurnya takkan pernah nyenyak karena setiap kali suami maupun anaknya bergerak, sudah pasti mengenai kakinya yang akhirnya bisa membuat ia sering kali terbangun.
 
"Kadang sedang enak-enaknya tidur, malah jadi tebangun lagi," ujarnya menceritakan.
 
Melihat kondisi rumah dan mendengar segala curhatan Siti, membuat sang Pajabat Bupati Kampar ini menjadi semakin perihatin dengan apa yang saat ini dialami oleh salah seorang warganya tersebut.
 
"Menoleh kita dari sisi kesehatan beliau, kemudian dari sisi ekonomi, serta juga sosial, dari prasaan paling dalam kita sangat perihatin sekali. Dengan segala keterbatasan, mereka terus berusaha hidup dengan apa adanya," ujar Syahrial penuh perihatin.
 
Berbagai langkah yang nantinya akan ia lakukan guna meringankan beban keluarga Siti. Namun langkah awal yang akan ia lakukan ialah bagaimana kesehatannya Siti bisa tertangani. "Baik itu sakitnya, maupun keluhan yang ia alami, lalu nanti kita akan masukkan ia kedalam program kesehatan," urainya.
 
Pejabat Bupati Kampar yang saat itu juga didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kampar, Dr Muhamad Haris, Kepala Dinas Sosial, Ir Dahlan, serta Camat Tambang, Irianto langsung melakukan perbincangan khusus agar persoalan dan usulannya ini bisa segera dicarikan jalan keluarnya. langsung merespon dan menindak lanjuti dengan berbagai langkah cepat dalam penanganan permasalahan tersebut.
 
Cara untuk mendapatkan penanganan tersebut, sebut Pj Bupati Kampar, secara administrasi akan dipastikan terlebih dahulu masuk kedalam data penduduk miskin Kabupaten Kampar. "Hal ini bertujuan agar beliau memiliki akses dengan tujuan agar akses ini bisa digunakan untuk segala program pemerintah yang berkenaan dengan penanggulangan kemiskinan," terangnya.
 
"Segera pastikan agar keluarga beliau ini masuk kedalam program TMP2K, dengan begitu mereka nentinya juga bisa masuk ke semua program yang menjadi haknya yang didalamnya terdapat raskin, program keluarga harapan, kemudian program subsidi, dan program-program lainnya termasuk jika ada program rumah layak huni dan harus kita pastikan," urainya.
 
Sedangkan terkait permaslahan kondisi rumah yang dihuni oleh Siti tersebut yang tergolong tidak layak huni, Ia akan mencek terkait kepemilikan tanah. "Setelah kita cek, ternyata memang atas nama mereka sendiri, bukan hibah atau sebagainya. Dan ini bisa menjadi prioritas kita dalam memberikan haknya, yakni pemembangun Rumah Layak Huni (RLH), Insya Allah," tukasnya. ***

KOMENTAR