KPA Pekanbaru Perkuat Peran Laki-laki dan IRT Tumpas HIV/AIDS

Senin, 28 November 2016 13:51:13 838
KPA Pekanbaru Perkuat Peran Laki-laki dan IRT Tumpas HIV/AIDS
KPA Pekanbaru usai melakukan sosialisasi tentang AIDS di Kelurahan Labuh Baru Barat, Payung Sekaki

SELAMA ini, pemikiran masyarakat mengenai penularan penyakit HIV AIDS biasanya karena ditularkan oleh wanita malam. Wanita yang mengomersialkan diri tersebut memang erat kaitannya dengan penyakit AIDS.

Namun, bagi Hasan Suprianto SP selaku Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kota Pekanbaru, nyatanya penularan AIDS bukan hanya tanggungjawab wanita saja, bahkan juga laki-lakilah yang menurutnya harus bertanggung jawab atas penularan penyakit tersebut.

Berdasarkan data, ia menemukan bahwa jumlah ibu rumah tangga (IRT) yang mengidap AIDS mengalami peningkatan 30 persen. "Ini jelas menjadi pertanyaan besar. Bagaimana bisa IRT yang hanya berkutat di rumah saja bisa mengidap penyakit tersebut? Apa yang mereka lakukan sehingga penyakit tersebut bisa hinggap?," paparnya, Jumat (25/11).

Sebagai bagian dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Pekanbaru, ia melakukan berbagai upaya pendekatan langsung kepada masyarakat dan wanita malam, ia menemukan bahwa penularan tersebut dibiangi oleh laki-laki telah berkeluarga yang menggunakan jasa wanita tersebut. Dan tanpa disadari, laki-lakilah yang membawa penyakit tersebut di rumah dan menularkannya kepada sang istri.

"Jika dalam satu malam ada empat orang laki-laki yang beristri yang menggunakan jasa wanita malam, tentu akan ada empat IRT pula yang akan tertular penyakit tersebut. Ini tentu ironis sekali," ungkap pria yang lebih kurang telah 13 tahun bergabung di KPA Kota Pekanbaru ini.

Ia bersama anggota KPA lainnya pun melakukan berbagai upaya agar penularan tersebut bisa dicegah. KPA tak ingin ada lebih banyak IRT dan masyarakat yang ditulari penyakit mematikan tersebut Tak banyak orang mau berkecimpung dipekerjaan yang dekat kaitannya dengan dunia kelam.

Namun tidak bagi Hasan yang 13 tahun sudah ia mendedikasikan dirinya dalam hal tersebut. Di sana ia menghadapi berbagai permasalahan mengenai penularan HIV/AIDS, dunia malam yang menjadi sarang penularan AIDS dan merangkul berbagai pihak untuk menjauh dari penyakit tersebut.

Sosialisasi pun digelar, sasarannya adalah para IRT dan kaum Adam ditiap Kelurahan, KPA juga masuk ke kantor-kantor dan ke berbagai lingkungan masyarakat untuk menyampaikan fakta dan temuan mereka.

Awalnya memang banyak dari laki-laki tersebut bingung mengapa mereka menjadi sasaran dari sosialisasi penularan penyakit tersebut. Namun setelah Hasan dan kawan-kawan menjelaskan barulah mereka mengerti dan sadar bahwa penularan HIV/AIDS memang sebagian besar oleh laki-laki.

Tak sebatas itu, melalui kader KPA yang jumlahnya sekitar 300-an di kelurahan-kelurahan, penyuluhan mengenai hal tersebut dilakukan. Kepada kaum hawa, KPA juga meminta mereka untuk pintar-pintar menjaga suami agar tak terjerumus ke dalam dunia kelam.

"Beberapa alasan suami terjerumus menggunakan jasa tersebut antara lain karena istri yang sibuk dan lain sebagainya. Sementara, mereka juga memilki pereko-nomian yang mapan. Hal tersebut membuat mereka berpikir untuk mengunakan jasa wanita malam. Untuk itu, disetiap kesempatan kita selalu sampaikan bahwa IRT memang harus benar-benar memberi pelayanan prima kepada suami," ujarnya lagi.

Ia juga sempat menuliskan pengalamannya melakukan berbagai kegiatan tersebut ke dalam sebuah opini. Judulnya adalah 'Laki-laki harus bertanggungjawab', dalam tulisan tersebut ia menyampaikan bahwa laki laki tidak boleh membawa penyakit tersebut ke dalam rumah. Pasalnya resiko menularnya sangat besar sekali. Bukan hanya kepada istri, anak anak mereka yang tak berdosa pun menjadi korban.

Meski dalam melakukan berbagai upaya pencegahan penularan tersebut ia banyak tersandung Berbagai rintangan, namun ia tak gentar. Tekadnya untuk merangkul, membantu dan mengarahkan Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) begitu besar. Terbukti hingga saat ini ia masih bertahan di KPA, dan baru baru ini ia bahkan dipercaya menjabat sebagai Sektetaris di komisi tersebut.

Hingga kini dirinya tetap terjun langsung ke lapangan, menemui keluarga ODHA, wanita malam dan mendengar berbagai cerita mereka. Dirinya terenyuh ketika mendengar cerita banyak dari wanita malam yang nyatanya terjebak dalam dunia tersebut karena paksaan. Dirinya pun tak hanya sekedar berdiam diri saja.

Ia juga ta sungkan melakukan upaya agar wanita malam tersebut bisa terbebas dari jeratan dunia tersebut dan hidup normal.Di awal mula bergabung ia bahkan sudah berhasil mengajak salah seorang wanita malam untuk keluar dari jeratan dunia kelam tersebut.

Ke depan, pria yang pernah mendapat penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi atas dedikasinya dalam pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS di tempat kerja ini berharap nantinya akan ada lebih banyak orang yang peduli akan nasib dari penderita HIV/AIDS. iin

KOMENTAR