Mitigasi Darurat: Konsultan Teknik Usulkan Penempatan Truk Bermuatan Berat untuk Perkuat Jembatan Saat Banjir Bandang
Pekanbaru, Inforiau.co -Upaya mitigasi cepat untuk mencegah kerusakan atau ambruknya jembatan saat banjir bandang kembali mendapat perhatian publik. Seorang konsultan ahli pengkaji teknis asal Pekanbaru, Riau, mengusulkan metode sederhana namun dinilai efektif: menempatkan truk bermuatan berat di area tumpuan jembatan ketika debit air meningkat drastis dan tekanan lateral arus mulai mengancam stabilitas struktur.
Gagasan tersebut disampaikan oleh Ir. Ardian Hanif, S.T., M.T., seorang konsultan ahli yang berpengalaman dalam penilaian kelaikan teknis bangunan di Provinsi Riau. Ardian merupakan tenaga ahli di Perkumpulan Ahli Pengkaji Teknis Indonesia (PAPTI) sekaligus Wakil Ketua Ikatan Konsultan Indonesia (INKINDO) Riau. Selain berpraktik sebagai konsultan profesional, ia juga mengajar sebagai dosen Teknik Sipil di Universitas Lancang Kuning.
Menurut Ardian, tekanan arus air yang kuat dapat secara signifikan mengurangi stabilitas struktur jembatan, terutama jika fondasinya mengalami penggerusan (scouring) atau telah melewati usia layanan. Dalam kondisi darurat seperti itu, penempatan truk bermuatan besar dinilai dapat meningkatkan beban aksial pada tumpuan jembatan.
“Dengan memberikan beban gravitasi tambahan, pilar akan memiliki resistensi yang lebih besar terhadap gaya dorong lateral air. Ini murni prinsip mekanika teknik yang sangat dasar,” ujarnya.
Ia menjelaskan, peningkatan gaya aksial pada pilar dapat membantu struktur menahan momen akibat tekanan arus, sehingga mengurangi risiko sliding maupun overturning, terutama saat debit banjir mencapai puncak.
Ardian menekankan bahwa metode ini dapat menjadi langkah taktis yang bisa dilakukan pemerintah daerah, BPBD, atau aparat teknis di lapangan ketika waktu penanganan sangat terbatas. Namun demikian, ia mengingatkan bahwa strategi ini bukan pengganti inspeksi struktural menyeluruh maupun perkuatan permanen jembatan.
“Ini hanyalah mitigasi cepat saat keadaan benar-benar darurat. Upaya perbaikan jangka panjang tetap harus menjadi prioritas,” tambahnya.
