Ronde Kejutan CFD
Kamis, 10 Agustus 2017 20:26:45 977

The world politik
.jpg)
Dalam politik kami hanya tahu gelanggang. Bertarung sampai denting lonceng ronde menghentikan. Soal menang atau kalah itu hanya bonus!
Saya membaca pesan itu, saudara. Apalagi ketika Firdaus kalah dalam ronde pertama pemilihan Ketua DPD Partai Demokrat Riau. dalam gelaran Pilgubri 2018, statusmu itu pula yang menyadarkanku bahwa gelanggang sedang panas. Tarung sedang berlangsung. Dan, kini detik lonceng ronde terakhir belum dibunyikan.
Jadi, tak ada kata menyerah. Tak perlu juga berganti sarung tinju apalagi sasana. Masih ada kesempatan untuk bertahan. Masih ada beberapa ronde sebelum menghentikan perlawanan lawan. Masih ada kesempatan untuk memenangkan pertarungan. Toh, kalah atau menang adalah bonus bagi petarung.
Kekalahan CFD memang di luar dugaan. Pria flamboyan ini sudah diunggulkan dalam hampir semua bursa. Bahkan kabarnya, sang pengatur pertandingan, sudah menuliskan nama CFD di papan skor kemenangan. Tinggal ketuk palu. Tapi, itulah, CFD mungkin memegang penulis papan skor kemenangan, tapi dia lupa ternyata lawan di gelanggang adalah sepeda tidak berlampu. CFD lengah. Hok kiri mendarat tepat di pelipisnya. Dia pun tersungkur untuk sementara.
Firdaus adalah petarung politik. Kekalahannya mendapatkan perahu Demokrat bukanlah kiamat. Karena memang masih banyak jalan ke Roma. All roads lead to Rome. Namun harus diakui, kekalahan ini menghadirkan luka di pelipis mata. Meneteskan darah melipus pandangan. Sakit. Bahkan bukan hanya mengaburkan pandangan tapi juga mengguncang saraf kepala. Tak mudah bertahan apalagi membalikkan keadaan dengan pelipis yang luka. Tapi, semua hal bisa terjadi di tengah gelanggang. Kalau cermat dan tekun serta mampu memanfaatkan kekuatan tersisa, lawan pasti bisa dijatuhkan.
Kekalahan CFD, panggilan akrab Firdaus, bukanlah kekalahan dia seorang. Bukan dia yang terjatuh. Bukan dia yang tersungkur. Pada saat yang sama akan banyak orang yang menangis. Yang ikut menderita karena kekalahan itu termasuk ofisial, pelatih, pendukung, tukang sorak, dan jutaan hati para CFD Lovers.
Tapi, kembali ke gelanggang. Persoalan kalah di ronde pertama adalah hal yang biasa. Masih banyak ronde tersisa. CFD masih punya peluang di ronde selanjutnya. Apalagi di medan laga film India, anak muda memang menang belakangan. Hehehe...
Tak perlu lempar handuk. Tak perlu ganti pelatih. Cukup yakinkan bahwa ronde pertama ini cambuk dan hukuman atas kelalaian. Tinggal perbaiki, lebih waspada, nanti hasil akhirnya bisa berbeda.
Percayalah!***