Ratusan Buruh Angkut PT MIG Mogok Kerja

Rabu, 22 Juni 2016 09:27:28 1040
Ratusan Buruh Angkut PT MIG Mogok Kerja
Tampak buruh angkut PT MIG duduk termenung menanti ada perubahan soal gaji

Payung Sekaki, inforiau - Sudah jatuh, tertimpa tangga, begitulah nasib yang dialami oleh ratusan Buruh Angkut PT MIG saat ini. Mengapa tidak, sejak minggu lalu Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru secara resmi memutus kontrak dengan PT yang selama ini menjadi pengelola sampah di Pekanbaru, kini mulai berimbas kepada para buruh.

Dimana, hingga saat ini ratusan Buruh Angkut PT MIG tersebut ternyata gajinya masih belum juga dibayarkan oleh PT, bahkan menurut pengakuan dari salah seorang buruh, Sunarji menyebutkan bahwa sejak tiga bulan terakhir gaji mereka masih belum juga dibayarkan PT MIG.

"Yang kita mintak itu bukan uang mereka, melainkan uang hasil kerja keras kami selama ini, jadi wajar jika kami meminta agar gaji kami dikeluarkan. Belum sebentar lagi kita mau lebaran, kalau gaji kami tetap tidak juga dibayarkan, pakek apa kami mau belikan anak-anak kami baju. Menangis dada kami nantinya," ujarnya, Selasa (21/16).

Saat ini mereka mulai bingung dan tak kunjung mendapat kepastian kapan gaji yang sudah menunggak tiga bulan dibayarkan. Dan untuk sementara sebagai jaminan, para pekerja menyandera 10 unit truk milik perusahaan di workshop PT MIG di Jalan SM Amin Kecamatan Payung Sekaki.

"Ada sepuluh truk yang kami sandera sebagai jaminan. Lima truk kami sandera sejak 3 Juni dan sisanya kami sandera pada 15 Juni," ujar Sunarji, salah seorang supir PT MIG yang kini sedang berada di tengah trotoar jalan SM Amin untuk minta penjelasan kapan gaji mereka dibayar.

Dikatakan Sunarji, dirinya dan para pekerja MIG benar-benar bingung menhadapi situasi ini. Mereka tak kunjung mendapatkan kepastian kapan hak pekerja dibayar, sementara para petinggi PT MIG sudah kabur, tak jelas keberadaannya.

"Sudah lima hari ini para petinggi PT MIG menghilang dari kantor, dan kami tak bisa menemui mereka. Sekarang kami hanya bisa berharap pada Pemko Pekanbaru dan DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) untuk dapat membantu kami,," tuturnya.

Mengenai 10 unit truk yang disandera, Sunarji mengatakan kalau itu mereka jadikan jaminan agar perusahaan bersedia segera melunasi pembayaran gaji yang menunggak dua bulan. "Kami ingin ada jaminan, karena itu kami menyandera sepuluh truk perusahaan," tukasnya.

Ketika ditanya apa mungkin 10 unit truk tersebut nantinya dijual para pekerja, Sunarji sama sekali tak berharap hal itu terjadi. Ia ingin gaji seluruh pekerja yang diperkirakan sekitar Rp1,6 miliar segera dibayarkan. IIN

KOMENTAR