Kisah Mahasiswi UI, Erika, Pede Jadi Driver Ojek Online Gojek

Jakarta, inforiau.co - Tidak bisa dipungkiri profesi ojek online kini telah menjadi salah satu alternatif dalam mencari pundi-pundi rupiah. Salah satunya Erika Anisa, mahasiswi Universitas Indonesia jurusan Sastra Jawa.
Bergabung menjadi driver GO-JEK sejak Agustus 2017 silam, Erika bisa mendapatkan uang sebesar Rp 120-150 ribu/hari untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya.
Ia juga mengakui pernah mengalami pelecehan seksual dari sejumlah pelanggan. Meski begitu, Erika tak pernah merasa malu atau risih, bahkan ia merasa bangga bisa bergabung sebagai seorang driver ojek online.
Tidak bisa dipungkiri profesi ojek online menjadi alternatif dalam mencari pundi-pundi uang. Banyak orang yang mencoba menjadi mitra sebagai driver. Salah satunya Erika Anisa, mahasiswi Universitas Indonesia jurusan Sastra Jawa.
Erika bergabung menjadi driver GO-JEK sejak Agustus 2017 silam. Fleksibilitas waktu menjadi pertimbangan utama Erika dalam menjalani profesi ini.
“Karena waktu itu kan masih aktif kuliah, dan ini sih yang paling fleksibel, karena saya aktif juga di klub teater Plot,” ujar mahasiswa semester sembilan ini kepada kumparan, Kamis (22/11).
Ia mengaku, penghasilannya digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup serta adiknya yang masih duduk di SMK.
“Setiap hari rata-rata saya bisa mendapatkan Rp 120-150 ribu,” ungkap Erika. Jumlah tersebut sudah dipotong dari bensin serta biaya pulsa.
Tidak hanya uang yang didapatkan dari profesi ini. Erika bisa memperbanyak jaringan dengan penumpang yang ia antarkan.
“Ya kayak lagi ngojek terus bawa penumpang ngajakin ngobrol. Kamu kuliah di mana, ya sudah nanti kamu ngelamar kerja di tempat saya,” kenang Erika.
Sudah banyak memang penumpangnya yang menawari untuk interview kerja. Akan tetapi, Erika belum pernah memenuhi janji tersebut karena masih ingin menjadi driver ojek.
Sementara itu, pengalaman yang kurang nyaman juga pernah dialami oleh perempuan berusia 22 tahun ini. Mulai dari obrolan chatting yang menjurus ke arah mesum hingga tingkah laku penumpang yang membuatnya tidak nyaman.
“Pernah ada penumpang laki-laki yang duduknya maju-maju, terus saya menepi lalu berhenti, saya bilang mundur atau bapaknya turun di sini,” ucap Erika.
Pihak GO-JEK, seperti dilansir kumparan.com menyediakan petugas yang mendampingi driver perempuan ketika ada kasus yang menjurus pelecehan seksual.
Erika mengaku belum tahu kapan akan berhenti menjadi driver ojek online. Ia berencana meninggalkan profesi ini ketika sudah menemukan pekerjaan yang tepat.
“Lulusan sarjana jadi GO-JEK (itu) pintar-pintar cari link, banyak yang nawarin (pekerjaan) tapi belum pernah saya datang interview,” ujar Erika.
Selama menjalani pekerjaan ini, Erika tidak pernah merasa malu, bahkan ia bangga. "Ya banggalah karena tidak semua orang mau menjalani profesi ini karena gengsi," pungkas Erika. kp/ir